• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Analisis Kajia Ayat

 on Jumat, 06 Juni 2014  


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
           Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.Wmelalui malaikat Jibril, sebagai sumber ajaran agama Islam. Keberadaan kebenaran Al-Qur’an tidak boleh diragukan lagioleh setiap muslim. Karena Al-Qur’an adalah pedoman bagi seluruh manusia yang menjadi acuan umat muslim untuk menempuh jalan yang lurus Barangsiapa yang meragukan Al-Qur’an, maka disebut kafir.
           Surat Al-Baqarah terdiri dari 286 ayat dan termasuk dalam Surat Makiyyah, sedangkan Al-Ghasiyah terdiri dari 26 ayat dan termasuk dalam Surat Makiyyah. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 ini menjelaskan bahwa apabila hendak menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan, hendaklah ia memperhatikan dirinya terlebih dahulu agar tidak terlupakan. Sedangkan dalam Surat Al-Ghasiyah ayat 17 menjelaskan tidakkah kita memperhatikan bagaimana unta diciptakan. Manusia hidup di atas bumi ini semua memiliki akal, dengan akal pada hakekatnya manusia bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, itu idealnya dan itu juga yang menjadi tolak ukur manusia hidup.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa isi dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17?
2.      Adakah asbabun nuzul dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17?
3.      Apa tela’ah tafsir dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17?
4.      Bagaimana kajian keilmuan dalam Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17?
5.      Apa saja hadits-hadits yang menunjang Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17


1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui isi dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17
2.      Untuk mengetahui ada atau tidaknya asbabun nuzul (sebab-sebab diturunkannya ayat-ayat) pada Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17
3.      Untuk mengetahui tela’ah tafsir dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17
4.      Untuk mengetahui kajian keilmuan dari Surat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17
5.      Untuk mengetahui hadits-hadits yang menunjang dariSurat Al-Baqarah ayat 44 dan Surat Al-Ghasiyah ayat 17



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Surat yang Dikaji
Ø  Surat dan Terjemahan Al-Baqarah ayat 44


“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat). Maka tidakkah kamu berpikir?”
Ø  Surat dan Terjemahan Al-Ghasiyah ayat 17


“Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?”

2.2 Kandungan Ayat
Ø  Surat Al-Baqarah ayat 44
Allah bertanya “Wahai sekalian ahli kitab, apakah pantas kalian menyuruh manusia untuk berbuat kebajikan, sedang kalian malupakan diri kalian sendiri? Kalian tidak melaksanakan apa yang kalian perintahkan kepada mereka padahal kalian membaca Al Kitab dan mengetahui kandungannya berupa ancaman bagi orang yang mengabaikan perintah-perintah Allah?Apakah kalian tidak memikirkan apa yang kalian lakukan untuk diri kalian itu, hingga kalian terjaga dari tidur dan mata kalian terbuka dari kebutaan?
Tujuan Allah S.W.T mencela mereka atas perbuatan tersebut. Dan memperingatkan kesalahan mereka berkenaan dengan hak diri mereka, yakini menyeru kepada kebaikan namun mereka sendiri tidak melaksanakan kebaikan itu. Jadi yang dicela bukanlah usaha mereka menyeru kepada kebaikan, karena hal itu termasuk perbuatan baik dan wajib atas seseorang yang berilmu. Akan tetapi yang lebih wajib dan lebih layak adalah mengerjakan kebajikan bersama orang-orang yang ia seru dan tidak menyelisihi mereka.


Ø  Surat Al-Ghasiyah ayat 17
Memperhatikan bagaimana unta diciptakan adalah  perintah untuk memikirkan keluhuran dan keajaiban ciptaan Allah. Unta merupakan hewan yang sangat kuat walaupun begitu, ia tunduk membawa beban yang berat dan menuruti penuntunnya yang lemah. Unta disini karena mayoritas hewan tunggangan bangsa Arab.

2.3 Asbabun Nuzul
Ø  Surat Al-Baqarah ayat 44
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya Surat Al-Baqarah ayat 44 tentang seorang Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata kepada menantunya, kaum kerabatnya dan saudara sesusunya yang telah masuk agama Islam. “Tetaplah kamu pada agama yang kamu anut (Islam) dan apa apa yang diperintahkan oleh Muhammad, karena perintahnya benar”. Ia menyuruh orang lain berbuat baik, tapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya. Ayat ini dibuat sebagai peringatan kepada orang yang melakukan perbuatan seperti itu.
Diriwayatkan oleh Al-Wahidi dan Ats-Tsa’labi, dari Al-Kalbi dari Abu Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas.

Ø  Surat Al-Ghasiyah ayat 17
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Allah S.W.T melukiskan ciri-ciri surga, kaum-kaum sesat merasa heran. Maka Allah menurunkan Surat Al-Ghasiyah ayat 17 ini sebagai perintah untuk memikirkan keluhuran dan keajaiban ciptaan Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah.






2.4 Telaah Tafsir
Ø  Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 44


“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat). Maka tidakkah kamu berpikir?”
      Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa ada seorang Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata kepada menantunya, kaum kerabatnya dan saudara sesusunya yang telah masuk agama Islam. “Tetaplah kamu pada agama yang kamu anut (Islam) dan apa apa yang diperintahkan oleh Muhammad, karena perintahnya benar”. Terhadap merekalah ayat ini turun, demikian menurut satu pendapat. Ayat ini dapat juga mencakup kasus lain, yakni diantara Bani Israil ada yang menyuruh berbuat aneka kebajikan, seperti taat kepada Allah, jujur, membantu orang lain, dan sebagainya. Tetapi mereka sendiri durhaka, menganiaya, dan khianat. Terhadap mereka juga ayat ini ditujukan. Tindakan demikian jelas merupakan tindakan yang buruk, padahal kalian membaca kitab suci, yakni Taurat yang mengandung kecaman terhadap mereka yang hanya pandai menyuruh tanpa mengamalkan. Tidakkah kalian memiliki kendali yang menghalangi diri kalian terjerumus dalam dosa dan kesulitan?
            Kata (              ) al-birr berarti kebajikan dalam segala hal, baik dalam hal keduniaan, maupun akhirat. Sementara ulama menyatakan bahwa al-birr mencakup tiga hal, yaitu kebajikan dalam beribadah kepada Allah s.w.t, kebajikan dalam melayani keluarga, dan kebajikan dalam melakukaninteraksi dengan orang lain. Demikian Thahir Ibn ‘Asyur. Apa yang dikemukakan itu belum mencakup semua kebajikan karena agama menganjurkan hubungan yang serasi dengan Allah, sesama manusia, lingkungan, serta diri sendiri. Segala sesuatu yang menghasilkan keserasian dalam keempat unsur tersebut adalah kebajikan.
            Kata (              ) anfusakum adalah bentuk jamak dari kata (             ) nafs.Ia memiliki banyak arti antara lain totalitas diri manusia, sisi dalam manusia, atau jiwanya. Yang dimaksud disini adalah diri manusia sendiri.
            Ayat ini mengandung kecaman pada setiap penganjur agama yang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang dianjurkannya. Ada dua hal yang disebut oleh ayat ini yang seharusnya mengalami pemuka-pemuka agama itu melupakan diri mereka. Pertama, bahwa mereka menyuruh orang lain berbuat baik. Seseorang yang memerintahkan sesuatu pastilah dia mengingatnya. Sungguh aneh bila mereka melupakannya. Kedua, mereka membaca kitab suci. Bacaan tersebut seharusnya mengingatkan mereka, tapi ternyata keduanya tidak mereka hiraukan sehingga sungguh-sungguh mereka dikecam.
            Walaupun ayat ini turun dalam konteks kecaman pada para pemuka Bani Israil, ia tertuju pula kepada setiap orang terutama para mubaligh dan para pemuka agama. Dakwah adalah ucapan dan perbuatan, kalau arah perbuatan berlawanan dengan arah ucapan maka itu bukan lagi dakwah yang direstui Allah, bahkan ia telah mengundang murka Allah.

Ø  Tafsir Surat Al-Ghasiyah ayat 17


“Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?”
Ayat ini menjelaskan bahwa unta merupakan hewan yang mengagumkan dan struktur tubuhnya yang unik. Unta merupakan hewan yang sangat kuat walaupun begitu, ia tunduk membawa beban yang berat dan menuruti penuntunnya yang lemah. Dagingnya bisa dimakan, bulunya bisa dimanfaatkan dan susunya bisa diminum. Penyebutan unta disini karena mayoritas hewan tunggangan bangsa Arab.
Syuraih berkata “Mari kita keluar memperhatikan bagaimana unta diciptakan, dan bagaimana langit ditinggikan?Yakni bagaimana Allah meninggikannya dari muka bumi ini dengan cara yang menakjubkan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Qaaf ayat 6. Disini diarahkan untuk memperhatikan apa yang disaksikan dan menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah, salah satunya yakni penciptaan unta yang menjadi tunggangan.

2.5  Kajian Keilmuan
Ø  Surat Al-Baqarah ayat 44
Ayat ini bukan berarti bahwa seseorang yang tidak mengerjakan kebajikan yang diperintahkannya otomatis dikecam Allah. Tidak!! Ia baru dikecam apabila melakukan sesuatu yang bertentangan dengan anjurannya. Ia juga dikecam apabila tidak mengingatkan dirinya sendiri tentang perlunya melaksanakan apa yang diperintahkannya itu. Jika ia telah berusaha mengingatkan dirinya, dan ada pula keinginan untuk melaksanakannya, tidaklah wajar ia dikecam, walau seandainya ia belum melaksanakan tuntunan-tuntunan yang disampaikannya. Dari ayat tersebut ada 4 poin yang dapat dipetik :
1.      Orang yang memerintahkan orang lain untuk berbuat makruf, hendaknya dirinya sendiri melakukan makruf.
2.      Bila diri kita sendiri yang membuat diri kita lupa, maka kita tidak akan dimaafkan oleh Allah. Lupa bisa dimaafkan jika kita tidak sengaja.
3.      Membaca Al-Qur’an saja belum cukup tapi harus memikirkannya.
4.      Lupa itu sendiri menunjukkan kurangnya akal.
            Jadi, mengerjakan kebajikan tidak semudah mengucapkannya, menghindari larangan pun banyak hambatannya. Karena itu, lanjutan ayat tersebut menuntun dan menuntun bukan saja para pemuka agama Yahudi tetapi seluruh manusia agar membekali diri dengan kesabaran dengan doa

Ø  Surat Al-Ghasiyah ayat 17
Ayat ini menjelaskan tentang untuk apa penciptaan unta dilakukan. Syuraih berkata “Mari kita keluar memperhatikan bagaimana unta diciptakan, dan bagaimana langit ditinggikan?Yakni bagaimana Allah meninggikannya dari muka bumi ini dengan cara yang menakjubkan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Qaaf ayat 6. Jadi, diisini diarahkan untuk memperhatikan apa yang disaksikan dan menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah, salah satunya yakni penciptaan unta yang menjadi tunggangan.



2.6 Hadits yang Menunjang

1.      Barangsiapa yang melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan hari kiamat dan barangsiapa yang memudahkan kesusahan seseorang maka Allah akan memudahkan baginya dunia akhirat.(H.R. Muslim)
2.      Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allahakan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya.(H.R. Muslim)
3.      Janganlah kamu menjadi orang yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan “Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat kebaikan dan kalau mereka berbuat dzalim, kami pun akan berbuat dzalim”. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip. “Kalau orang lain berbuat kebaikan maka kami berbuat kebaikan pula, dan jika orang lain berbuat kejahatan maka kami tidak akan melakukannya”. (H.R. Tirmidzi)
4.      Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (H.R. Bukhori)
5.      Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang ada kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali (H.R. Dailami)











BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     
      Dari kedua ayat yang dijelaskan dalam makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwamengerjakan kebajikan tidak semudah mengucapkannya, menghindari larangan pun banyak hambatannya. Dan setiap manusia hendaknya berpikir dan memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memerintahkan kepada orang lain. Kemudian kita harus memperhatikan apa yang disaksikan dan menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah, salah satunya yakni penciptaan unta yang menjadi tunggangan.

3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap kepada:
1.      Semua umat muslim untuk menaati semua perintah dan menjauhi larangan yang ada dalam Al-Qur’an, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
2.      Khususnya untuk para pembaca, semoga bisa  berpikir dan memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memerintahkan kepada orang lain. Kemudian kita harus memperhatikan apa yang disaksikan dan menjadikannya sebagai dalil yang menunjukkan kekuasaan Allah.
3.      Para penulis makalah selanjutnya diharapkan dapat melengkapi pembahasan jauh lebih lengkap dan jelas









DAFTAR PUSTAKA

Al-Huda, 2005. Mushaf Al-Qur’an terjemah. Jakarta : Al-Huda
Bakri, Umar. Tafsir Madrasi Juz 1. Gontor Ponorogo
Hajar Al-‘Asqolani, Hafid. Bulughul Maram min Adillatil ahkam. Surabaya
Katsir, Ibnu. Shahih Tafsir Juz 1
Shihab, M Quraish. 2009. Tafsir Al-Mishbah volume 1. Jakarta : Lentera Hati

Analisis Kajia Ayat 4.5 5 aaaaa Jumat, 06 Juni 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang            Al- Qur’an merupakan wahyu Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W melalui malaik...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Product :
J-Theme