• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Memahami Anak Berkesulitan Belajar

 on Jumat, 06 Juni 2014  


MAKALAH


BAB I 
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah anank tuna cakap belajar. Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak tuna cakap belajar pun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Berbagai observasi menunjukan bahwa cara berpikir anak tuna cakap belajar berbeda dengan cara berpikir anak normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar. Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak tuna cakap belajar) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu, kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak tuna cakap belajar), dan bagai mana cara kita untuk mengetahui anak tersebut, Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak tuna cakap belajar dan cara membimbingnya.

I.2 Rumusan Masalah
1.  Apakah Definisi Tuna Cakap Belajar?
2. Bagaimanakah karakteristik dan klasifikasi anak tuna cakap belajar?
3. Apa sajakah jenis-jenis tuna cakap belajar?

I.3 Tujuan
Untuk mengetahui :
1.      Definisi Tuna Cakap Belajar
2.      Karakteristik dan klasifikasi anak tuna cakap belajar
3.      Jenis-jenis tuna cakap belajar


BAB II
PEMBAHASAN

MENGENAL  MURID BERKESULITAN BELAJAR
Istilah berkesulitan belajar lazim digunakan untuk murid yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang berkesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu yang berasal dari dalam diri anak (internal) dan dari luar dirinya (eksternal).
A.     Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar       
            Menurut ahli pendidikan, istilah Tuna Cakap Belajar (learning disabilities) sering kali disebut dengan nama lain yaitu : educationally handicapped, learning disabilities, learning disficulties, specific learning disabilities.
            Menurut ahli medis, istilah tuna cakap belajar yaitu : brain injured, minimal brain disfunction , Attention Dificit Disorder (ADD). Hal ini di karenakan tim medis mendeteksi bahwa adanya penyimpangan pada perkembangan otaknya.
            Menurut National Join Committee For Learning Disabilities yang dikutip dari Dr. Mulyono (1993) : 133 ialah : kesulitan belajar adalah suatu batasan generik yang menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap cakap, membaca, menulis, dan menalar. Gangguan tersebut intrinsikdan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem saraf pusat.
            Menururt Samuel Kirk (1971) mengemukakan definisi learning disabilities adalah murid yang tidak digolongkan kepada kategori di bawah normal.
            Menurut Canadian Asociation For Children And Adults With Learning Disabilities (1981) adalah mereka yang tidak mampu mengikuti pelajaran disekolah meskipun kecerdasaan nya termasuk normal, sedikit diatas normal, atau sedikit dibawah normal.
            Meskipun banyak definisi yang dibuat para ahli tapi ada beberapa titik kesamaan yaitu:
a.       Kesulitan belajar yang dialami kemungkinan karena adanya disfungsi neurologis pendengaran, cacat motorik atau gangguan emosional, retardasi mental, atau akibat lingkungan (Cartwright,dkk,1984)
b.      Kesulitan belajar yang dialami dapat ditampakan suatu kekurangan atau kelebihan baikdalam bidang akademik maupun keterampilan yang bersifat umum.
c.       Adanya kesenjangan antara prestasi dan potensi. Hal tesebut ditunjukan dengan adanya anak yang memiliki prestasi dibawah potensi yangdimilikinya,
d.      Kesulitan belajar yang dimaksud bukan disebabkan oleh adanya gangguan pendengaran, penglihatan, atau gangguan emosi, tuna grahita, atau karena kemiskinan budaya atau sosial.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar atau learning disabilities merupakan istilah generik yang merujuk kepada keragaman kelompok yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan dapat menimbulkan gangguan proses belajar.

B.     Klasifikasi Dan Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar
Pada hakikatnya kesulitan belajar diklasifikasikan kedalam kedua kelompok besar, yaitu :
a. Kesulitan belajar akademik, menunjuk kepada kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan dari seorang anak. Kegagalan tersebut meliputi:
·        Keterampilan dalam membaca
·        Keterampilan dalam menulis
·        Keterampilan dalam berhitung
b.  Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan, meliputi :
1.      Kesulitan dalam berbahasa,
2.      Kesulitan dalam berprilaku sosial dan emosional
a.       Kesulitan memahami konsep diri
b.      Labilitas emosional
c.       Kekurangan dalam keterampilan sosial
d.      Gangguan perhatian
e.       Hiperaktivitas
f.        Gangguan aktivitas motorik
3.      Gangguan Preseptual
a.       Gangguan Perseptual Visual
b.      Gangguan Perseptual Auditoris
4.      Kesulitan Belajar Kognitif (Keterbatasan dalam menggunakan operasi mental)

C.     Jenis Kesulitan Belajar Dapat Diklasifikasikan Sebagai Berikut :

a)      Minimal Brain Disfungtion
Minimal Brain Disfungtion adalah ketakbefungsian minimal otak, digunakan untuk merujuk suatu kondisi gangguan saraf minimal pada murid. Ketidakberfungsian ini bisa termanifestasi dalam berbagai kombinasi kesulitan seperti : persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian perhatian, dorongan atau fungsi motorik
b)      Aphasia
Aphasia menunjuk kepada suatu kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan- ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3.,0 tahun-an. Ketidak cakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan karena faktor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan organ bicara, atau faktor lingkungan. Secara garis besar simptom aphasia dapat digolongkan ke dalam tiga karakteristik utama, yaitu Receptive aphasia, Expressive aphasia, dan Inner aphasia
c)      Dyslexia
Dyslexia, ketakcakapan membaca adalah jenis lain gangguan belajar. Semua istilah dyslexia ini digunakan di dalam dunia medis tetapi saat ini digunakan dalam dunia pendidikan dalam mengidentifikasi anak-anak

d)      Kelemahan Perseptual atau Perseptual Motorik
Kelemahan perseptual atau perseptual motorik sebenarnya merujuk kepada masalah yang sama. Persepsi dapat diidentifikasikan tanpa mengaitkan aspek motorik. Persepsi itu sendiri membedakan stimulus sensoris yang pada gilirannya harus diorganisasikan ke dalam pola-pola yang bermakna.




BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Tuna cakap belajar atau learning disabilities tidak digolongkan ke dalam salah satu keluar biasaan melainkan merupakan kelompok tersendiri. Kesulitan belajar disini didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif di dalam proses belajar. Dan tuna cakap belajar lebih terkait dengan tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal seperti ketidak teraturan dalam proses fungsi mental dan fisik yang bisa menghambat alur belajar yang normal menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemampuan berbahasa.          

Download file (docx) selengkapnya, disini.


Memahami Anak Berkesulitan Belajar 4.5 5 aaaaa Jumat, 06 Juni 2014 MAKALAH BAB I  PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Product :
J-Theme