• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Cerpen: Semangat Parwan

 on Senin, 23 Juni 2014  

Si Indonesia Cerdas - Yeay masih dalam tajuk kangen posting Cerpen. sekali lagi saya akan posting cerpen karya Indri Aprilia. Cerpen ini adalah cerpen kedua yang dibuat sekitar 3-4 tahun ketika penulis masih sekolah jenjang SMA kelas X. Langsung aja silahkan baca cerpenya, berjudul "Semangat Parwan". Oke! Cekidot...

Semangat Parwan
Karya: Khindila (Indri Aprilia)

Di Sebuah Desa terpancil jauh dari keramaian kota, Disinilah aku tinggal. Orang tua ku memberi namaku Parwan Sugiawan,aku terbiasa dengan panggilan Awan,aku duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Sekolahku terbilang sekolah terfavorit. Aku mendapat beasiswa sehingga bisa masuk ke Sekolah mewah itu. Aku orang yang cukup pendiam,pemalu dan lahir dari keluarga yang sederhana tetapi aku tidak akan terpuruk dengan keadaan. Ayahku adalah seorang buruh tani biasa dan Ibu adalah seorang ibu rumah tangga,walaupun keluargaku tak mampu,tetapi kedua orangtuaku ingin menyekolahkanku dan ketiga adikku,mereka bekerja keras demi membiayai sekolah kami.
Melihat keadaan ini, semangatku untuk mencari ilmu dan keinginan untuk merubah nasib keluargaku selalu berkobar tak akan pernah padam, dan aku selalu ingat pesan Ayah “Nak jadilah kau orang yang pintar agar pekerjaanmu tak sama seperti Ayahmu ini yang selalu di hina orang “.Seakan-akan pesan Ayah selalu mengingatkanku setiap waktu, kapanpun dan di mana pun.
Aku bangga pada ayah, ia yang bekerja banting tulang tak kenal lelah demi mencukupi kebutuhan keluargaku, terutama sekolahku dan ketiga adiku yang masih duduk di Sekolah Dasar. Terkadang aku selalu membantu ayah bekerja di Sawah jika ada waktu libur. Hampir setiap hari Ayah dan Ibu Berpuasa sunah, alasan mereka karena ingin berhemat sedikit.
Minggu depan semua Siswa akan melaksanakan UAS, aku akan berusaha belajar secara maksimal agar mendapatkan nilai yang memuaskan pula. Jarak dari rumah ke Sekolah sekitar 9 Km, sehingga memakan waktu 2 jam lebih untuk ke Sekolah. Karena ditempuh dengan berjalan kaki setiap hari,aku berangkat dari rumah sekitar pukul 05.00 WIB.Dikelas aku selalu seruis mengikuti pelajaran ,apalagi pelajaran Biologi. Di Sekolah akupun seperti remaja normal lainnya, aku terkena virus merah jambu kepada gadis yang bernama Intan, ia sangat cantik pintar pula.Bila menatap matanya aduhai ….Detak jantung ku bergemuruh kencang tak bisa bertingkah apapun,tetapi aku selalu merasa malu dan tak berani bila aku harus jujur tentang perasaanku pada Intan,terpaksa ku redam rasa ini sampai muncul dua jerawat sukaligus di pipi kanan ku.
Sepulang Sekolah aku selalu membuka kembali buku pelajaran yang tadi di bahas di Kelas dan itu menjadi rutinitasku setiap hari. Besok adalah hari pertama UAS aku belajar semalaman penuh untuk besok nanti, dan tak terasa aku sudah tertidur pulas di meja tempat belajarku. Pukul 03.00 WIB aku bangun dan langsung mengambil wudhu untuk Shalat Tahajud….Memohon agar di berika Kelancaran dalam mengisi soal-soal UAS hari ini.
Dalam waktu satu minggu aku mengisi soal soal ujian dengan mudah, itu semua berkat usaha kerasku belajar setiap hari, semoga ini akan memberikan nilai yang memuaskan bagiku, Ayah dan Ibu.
Lusa adalah hari pembagian Raport akhir Semester, tak sabar menunggu satu hari rasanya seperti menunggu satu tahun lamanya.
Pembagian Raport tiba, aku meminta Ayah sebagai wali murid. Dengan menunggangi sepeda butut  peninggalan Kakek dulu.Tiba di Sekolah, mataku langsung tertuju pada mobil-mobil mewah yang berjajar di parkiran Sekolah, aku langsung menuju ke Aula, tak sia-sia ternyata aku menjadi nomor satu di Sekolah. Bulir-bulir bening jatuh di kedua pipi ku, Ayah memeluk ku erat aku merasa senang dan bangga.
Aku pulang dengan membawa hasil yang memuaskan. Ingin segera aku beritahu Ibu                           “ Ibu aku mendapat juara umum di Sekolah “Ucapku sambil memancarkan wajah yang sangat ceria “ Alhamdulillah Ibu sangat bangga pada mu Nak ”.
Akhir-akhir ini Ayah sering sakit-sakitan keluargaku tak mampu membayar biaya  rumah sakit, tiba-tiba suara sepeda motor menghampiri rumahku, aku segera membuka pintu untuk mengetahui siapa yang datang. Ternyata itu adalah pak Pos, dia memberikan surat untukku       “ De ini ada surat untuk Parwan Sugiawan “ cakap pak Pos, “ Terima kasih Pak “ , jawabku dan segera ingin mengetahui isi surat itu.
Segera ku buka amplop surat itu dan ternyata aku mendapatkan Beasiswa di Universitas Indonesia Jakarta. Tak pernah terbayangkan olehku, ini adalah kabar baik yang harus ku sampaikan pada Ayah dan Ibu. Mereka sangat senang dengan berita yang aku sampaikan ini.
Aku ingin mengambil Fakultas Kedokteran,alangkah senangnya aku Sekolah SMA hanya ku tempuh selama Dua Tahun, setelah itu langsung berlanjut ke Universitas, tetapi akhir-akhir ini aku khawatir dengan keadaan Ayah yang sering sakit-sakitan,yang semakin membuat keluarga ku menderita. Besok aku harus ke Jakarta untuk mempersiapkan kuliah di sana, karena sama sekali aku belum pernah ke Jakarta, aku di antar Guruku untuk menemaniku, setelah selesai aku langsung pulang, dan di depan gerbang kampus aku melihat paman yang sedang menunggu, hatiku bertanya- tanya dan bergegas menghampirinya  “Ada apa Paman ?” tanya ku penasaran “ Awan Ayah mu… Ayah mu..siang tadi telah di panggil Yang Maha Kuasa “.
Aku hanya berdiam diri tak tahu apa yang harus kulakukan, bibirku kaku bulir-bulir bening kembali menetes di pipiku,aku hancur,ingin aku peluk ia untuk yang terakhir kali nya, tubuhku lemas tak berdaya. Perjuangan Ayah selama ini membuatku berhasil masuk perguruan tinggi negri seperti sekarang ini. Aku ingin sekali ayah melihat aku sebagai seorang Dokter. Tiba di rumah kulihat bendera Kuning di depan rumah, tak berani aku masuk ke dalam, air mata kembali membasahi pipiku di dalam terlihat ibu yang sedang menangis sambil memeluk Ayah yang sedang terbujur kaku dan terbalut kain kafan.
Hari-hari penuh dengan air mata tetapi aku tak bisa terus lemah, aku harus semangat  bangkit dari keadaan ini. Aku harus dapat menggantikan posisi Ayah sebagai tulang punggung keluarga. Semangat Untuk menuntut ilmu, semangat untuk merubah nasib keluarga ini ……!!

***

Cerpen: Semangat Parwan 4.5 5 aaaaa Senin, 23 Juni 2014 Si Indonesia Cerdas - Yeay masih dalam tajuk kangen posting Cerpen. sekali lagi saya akan posting cerpen karya Indri Aprilia. Cerpen ini ada...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Product :
J-Theme