Sebelumnya : Macam-macam Keterampilan Mengajar (Bag. 1)
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi :
- memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
- memperluas masalah atau urutan pendapat
- menganalisis pandangan siswa
- meningkatkan urunan pikir siswa
- menyebarkan kesempatan berpartisipasi
- menutup diskusi
Syarat-syarat diskusi kelompok kecil :
- jumlah anggota kelompok 3-9 orang
- terjadinya tatap muka informal
- ada tujuan yang ingin dicapai
- berlangsung secara sistematis
Prinsip-prinsip penggunaaan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil :
- Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi di jenjang kelas yang siswanya sudah mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.
- Topik atau masalah yang di diskusikan haruslah topik/masalah yang memerlukan informasi/pendapat dari banyak orang untuk membahasnya atau memecahkannya.
- Diskusi kelompok di sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk membimbingnya.
- Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan sehingga memungkinkan terjadinya sikap saling menghargai.
- Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan.
- Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat di manfaatkan secara maksimal.
- Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menggagalkan atau tidak tercapainya tujuan diskusi.
- Guru hendaknya menghindari hal-hal seperti : menyelenggarakan diskusi dengan topic yang tidak sesuai, mendominasi diskusi dengan berbagai informasi, membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan, tergesa-gesa meminta respon siswa, membiarkan siswa pasif/enggan berpartisipasi, tidak memperjelas uraian.
Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
- Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal.
- Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi atau dihindari.
- Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
- Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
- Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen-komponen keterampilan, antara lain:
- Keterampilan yang bersifat preventif, keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal seperti keterampilan menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, menegur dan memberi penguatan.
- Keterampilan yang bersifat represif, keterampilan ini berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat siswa yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan respon yang sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah, atau orang tua siswa.
Ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengatasi gangguan berkelanjutan, yaitu : Memodifikasi tingkah laku; Pengelolaan kelompok; dan Menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas :
- Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
- Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang menyimpang.
- Penggunaan variasi dalam mengajar dapat mengurangi terjadinya gangguan.
- Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan.
- Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative.
- Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.
- Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal berikut :
- Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan.
- Kesenyapan.
- Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan.
- Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok pembahasan.
- Bertele-tele.
- Mengulangi penjelasan yang tidak perlu.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
- Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa.
- Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri..
- Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
- Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
- Organisator kegiatan pembelajaran.
- Sumber informasi bagi siswa
- Pendorong bagi siswa untuk belajar / motivator.
- Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
- Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan member bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya.
- Peserta kegiatan yang memepunyai hak dan kewajuban yang sama dengan peserta lainnya.
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kevil atau perorangan :
- Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.
- Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
- Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.
- Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Komponen katerampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Komponen-komponen penting yang dapat dipelajari guru dalam mengembangkan pembimbingan kelompok kecil adalah :
- Pemusatan perhatian.
- Memperjelas permasalahan.
- Menganalisis pandangan peserta didik.
- Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik.
- Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
- Mengadakan pendekatan secara pribadi.
- Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
- Membimbing dan memudahkan belajar.
- Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.
- Menutup diskusi.
Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil adalah :
- Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topic pembicaraan.
- Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu.
- Membiarkan peserta didik tidak aktif.
- Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
- Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah.
- Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar