• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

Pendidikan Karakter: Kejujuran

 on Jumat, 06 Juni 2014  

PENDIDIKAN KARAKTER KEJUJURAN

1.      Pengertian Karakter Jujur
Kata “character” dalam Bahasa Inggris berarti “sifat” mempunyai banyak arti, antara lain perangai, watak, tabiat, dan akhlak.
Sedangkan pengertian “jujur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti lurus hati, tidak curang, tidak bohong, tidak khianat.
Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu untuk membentuk pribadi kita agar menjadi manusia yang berguna. Pendidikan karakter dimasukkan dalam kurikulum baru agar siswa yang memiliki potensi dapat mengembangkan potensinya dan memiliki akhlak yang mulia. Salah satu nilai karakter yang dianggap kurang saat ini adalah kejujuran. Berkaca dari para pejabat Negara, banyak diantara mereka terjerumus dalam hal-hal ketidakjujuran seperti korupsi.
Jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai dengan apa adanya, maka orang tersebut dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik dan sebagainya. Jadi jujur adalah suatu karakter yang berarti berani menyatakan keyakinan pribadi, menunjukkan siapa dirinya. Sesuai kitab suci al Qur’an pengertian “jujur” terkandung dalam surat 5 ayat 8:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebenaranmu terhadap suatu kaun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Berdasarkan definisi di atas maka pengertian jujur/kejujuran akan tercermin dalam prilaku yang diikuti dengan hati yang lurus (ikhlas), berbicara sesuai dengan kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran. Dengan demikian kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta kepribadian.
Jujur adalah sebuah prilaku manusia yang mempunyai definisi transparan, tidak ada yang ditutupi sebagai penghilang sebuah tingkah laku atau alasan kita kepada orang lain.
Mengajar anak jujur harus kita terapkan sejak dini, sehingga kelak ketika sang anak telah dewasa ia akan tetap ingat dengan apa yang telah kita ajarkan. Jadi apabila anak anda masih kecil banyak-banyaklah memberi mereka arahan dan perbuatan yang baik terutama pada karakter jujur.
Kebanyakan anak kecil itu tidak mau jujur akan kesalahan yang dilakukannya, karena mereka takut untuk mengakuinya. Mereka takut kalau orang tua mereka marah karena mereka melakukan suatu kesalahan. Ketika anaknya melakukan kesalahan, kebanyakan orang tua atau guru di sekolah akan langsung memarahi atau menghukum anak. Inilah yang salah, dari prilaku para orang tua, seharusnya kita memakluminya dan menasehatinya ataupun memberi tahu kalau hal tersebut tidaklah boleh dilakukan. Sehingga sang anak kedepannya anak tidak melakukan kesalahan yang sama dan anak juga tidak takut untuk mengatakan sebuah hal kejujur walau dia bersalah.
Baik tidaknya seseorang anak sangat dipengaruhi oleh orang tua dan guru mereka, Jadi ketika mendidik anak kita harus menjadi pribadi yang baik. Pribadi yang baik termasuk pribadi yang jujur. Seorang yang jujur akan lebih dihargai orang lain. Dimanapun dan kapanpun kalau orang itu jujur pasti akan sukses dan dihormati orang. Jadi tanamkanlah kejujuran pada anak sejak dini.

2.      Tingkatan Kejujuran
Ada 3 tingkata kejujuran, antara lain :
a.       Kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan kenyataan.
b.      Kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
c.       Kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tertinggi dimana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah.



3.      Melatih Diri Bersikap Jujur
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih diri bersikap jujur, antara lain:
a.       Berpikir jujur
Jangan pernah berpikir tentang hal-hal yang berbau ketidakjujuran.
b.      Sadari akibat ketidakjujuran
Kita harus sadar akibat buruk yang mungkin akan muncul jika kita tidak jujur. Kesadaran itulah yang membuat seseorang berpikir dua kali untuk melakukan ketidakjujuran.
c.       Mengakui kebohongan
Mengakui semua kebohongan yang pernah kita lakukan di masa lalu mungkin memang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tetapi, jika tekad untuk merubah kebiasaan berbohong sudah sangat kuat, cobalah untuk mengakui kebohongan ataupun hal-hal yang kita sembunyikan selama ini.
d.      Berlatih teknik jujur
Teknik di sini adalah cara bagaimana kita mengatakan hal yang jujur itu dengan kata-kata yang diperhalus, serta tidak menyebutkan hal-hal yang sifatnya pribadi kepada orang lain.


4.      Membangun Karakter Dengan Kejujuran
Kata kunci etika dan moralitas adalah kejujuran. Jujur untuk mengungkapkan apa adanya tanpa harus menutupinya oleh alasan apapun, termasuk alasan dan ketakutan akan rasa malu karena harus menanggung resiko dari kejujuran. Satu diantara sekian resiko kejujuran adalah menerima kenyataan “pahit” yang harus ditanggung oleh para pelaku kejujuran. Tidak berarti bahwa setiap kejujuran itu harus dibayar dengan harga “pahit”, banyak orang kemudian dimuliakan dan mendapatkan tempat terhormat karena kejujurannya.
Seorang ahli hikmah mengatakan: “perkataan orang berakal bermula dari hatinya, sedang perkataan orang yang jahil berawal dari lisannya dan berbicara sesuka hatinya”. Artinya, orang cerdas tentulah akan berfikir terdahulu dalam berbicara, dan sesuai dengan kata hatinya karena fitrah dari hati manusia adalah kebajikan, sebaliknya orang yang bodoh itu tidak berfikir dalam berbicara sehingga perkataan yang keluar dari mulutnya hanya omong kosong belaka. Simpulannya adalah hanya orang bodoh yang berkata dusta, sedangkan orang yang menyadari kecerdasannya tentu adalah orang-orang yang jujur.
Kejujuran sering diibaratkan sebagai mata uang yang akan berlaku dimanapun tempat, yang tidak terbatasi oleh ruang, wilayah, Negara bahkan oleh waktu, karena bernilai dan memang dibutuhkan. Kejujuran sama halnya kebenaran acap kali sering terdesak oleh kuatnya ambisi kekuasaan dan pengaruh duniawi, namun dapat diyakini bahwa kejujuran dan kebenaran itu tidak akan pernah dapat dimusnahkan/termusnahkan. Bahkan orang yang berbuat salah dan dosa sekalipun akan dianggap benar, karena kejujurannya mau mengakui semua kesalahan yang diperbuat.

5.      Menanamkan Nilai-Nilai Kejujuran Pada Anak Didik
Ada 4 hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada anak didik, antara lain yaitu:
a.       Isi yang diajarkan kepada anak didik hendaknya dikaitkan dengan kenyataan dan praktek yang ada dilingkungan luar. Kesadaran akan kesenjangan antara yang diajarkan dengan praktek, hal ini dapat menumbuhkan sikap kejujuran realistik yang mendorong upaya-upaya menemukan solusi.
b.      Adanya atmosfir lingkungan yang jujur, mulai dari keluarga, sekolah, teman sebaya, sampai perguruan tinggi. Kurikulum dan isi pengajaran secanggih apapun akan kuarang berdaya guna apabila atmorfer tersebut tidak bias diiklimkan atau diciptakan.Sangat ironis bila pendidik memberikan teladan ketidakjujuran dalam pelaksanaan tugasnya.
c.       Pengenalan diri, tugas, fungsi dan perannya serta kemampuan bertindak sesuai tugas, fangsi, dan martabatnya perlu menjadi atmosfer dunia pendidikan.
d.      Pentingnya pembentukan kemauan dan kehendak yang kuat dalam proses pendidikan untuk membiasakan siswa dengan soft skill yang diperlukan dalam kehidupan.



Pendidikan Karakter: Kejujuran 4.5 5 aaaaa Jumat, 06 Juni 2014 PENDIDIKAN KARAKTER KEJUJURAN 1.       Pengertian K arakter J ujur Kata “character” dalam Bahasa Inggris berarti “sifat” mempunyai banyak ar...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Product :
J-Theme